Jumat, 12 Agustus 2016

makalah surah al an'am ayat 70



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita bersama, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin
Terimakasih juga penulis ucapkan :
1. Kedua orang tua yang selalu mendo’a kan saya.
2. Guru pembimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberi semangat kepada saya.
Makalah ini berisi tentang revolusi besar di dunia seperti revolusi Amerika Serikat., revolusi Inggris, revolusi Pranci.,
 Karna keterbatasan pengetahuan, penulis yakin makalah ini masih banyak kekurangan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi orang banyak.
                                                           


DAFTAR ISI

1.      BAB I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang .
1.2    Rumusan Masalah
1.3    Tujuan Penulisan
2.      BAB II. PEMBAHASAN
2.1    Surah al an’am ayat 70
2.2    Penjelasan ayat
2.3    Menyikapi orang yang mempermainkan agama
2.4    Hukuman bagi orang yang mempermainkan agama
3.      BAB III. PENUTUP
3.1    Kesimpulan
3.2    ikhtisar
4.      DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang masalah
            Agama islam adalah agama yang sempurna dan suci tidak pantasnya  agama ini di olok olok. Dalam dunia yang saemakin maju dan pada era jaman globalisasi agamanya sendiri sering terabaikan karena sebuah alat elektronik ataupun karena sebuah pergaulan bebas.
            Bukan berarti orang islam itu harus mengikuti perkembangan jaman yang semakinmerusak peradaban islam dengan cara mengabaikan agamanya diatas pergaulan yang semakin bebas, tetapi orang iislam harus membawa budaya islam kedalam pergaulan
Oleh karena itu pada kesempatan ini kita disini akan membahas tentang  ayat  yang berkaitan dengan hal tersebut.
            Dalam bergaul dengan sesama manusia, seorang Mukmin bisa bertemu dengan banyak tipe dan sifat manusia yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut mengharuskan perbedaan pula dalam menyikapinya. Menghadapi orang yang taat dan berpegang teguh dengan Islan, tentu berbeda dengan menghadapi orang suka melecehkan Islam dan menjadikannya sebagai bahan ejekan dan olok-olokan.

B. Rumusan masalah
1.    apakah yang dimaksud dengan orang yang memperolok/mempermainkan    agama.?
2.   bagaimanakah cara menyikapi orang yang mempermainkan agama.?
3.   apakah hukuman bagi orang yang mempermainkan agama.?
C.       Tujuan Penulisan makalah
     Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.     Sebagai bahan pemenuhan tugas pada mata pelajaran Qur’an hadis
2.     Sebagai bahan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
3.       Sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam bidang Materi qur’an                 hadist.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah al an’am ayat 70
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لاَ يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70)

Terjemah ayat :
            “Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu darinya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan adzab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.”[1]

1.  Penjelasan
            Kita diperintahkan untuk menjauhi orang-orang yang menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau, yaitu kaum kafir dan juga Yahudi-Nasrani. Yang dimaksud “memperolokkan agama” adalah:
(a)        bila mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, mereka mengejek dan    meremehkannya.
(b)        mereka mematuhi aturan agama hanya yang sesuai seleranya, sebagaimana mereka bermain-main dengan sesuatu yang sejalan keinginannya.
(c)        mereka memelihara dan menjaga agamanya jika mau dan sedang ada           mood, sebagaimana mereka akan bermain sesuatu jika ada keinginan dan          mood kesana. Ini         adalah cermin ketaatan beragama yang palsu dan             tidak bisa dipercaya ketulusannya.
            Namun, diatas semua itu kita tetap diperintahkan untuk mengingatkan mereka dengan ayat-ayat Al-Qur’an ini, supaya mereka tidak semakin terjerat kesesatannya. Jika mereka terus-menerus dibiarkan dan tidak ditolong selama di dunia ini, maka kelak di akhirat tidak akan ada yang mampu membantunya, yakni memberi syafa’at. Sebab, Allah tidak akan menerima syafa’at untuk kaum kafir. Syafa'at adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat dari orang lain.

C. Menyikapi Orang yang Mempermainkan Agama
1. Memperingati.
            Menurut al-Thabari, Ibnu Katsir, al-Sa’di, dan lain-lain, ayat ini berarti: Peringatkanlah mereka  dengan Alquran. Mereka diperingatkan agar tidak terjerumus ke dalam neraka akibat perbuatan yang dilakukan. Perintah memberikan peringatan dengan Alquran juga disebutkan dalam firman-Nya: Maka beri peringatanlah dengan Alquran orang yang takut kepada ancaman-Ku (TQS Qaf [50]: 45). Bisa juga diingat dengan hari perhitungan, sebagaimana dikatakan al-Syaukani.
2. Meninggalkan.
            Sikap yang diperintahkan kepada Rasulullah SAW dan umatnya dalam menghadapi mereka adalah tinggalkan mereka! Dijelaskan Fakhruddin al-Razi, yang dimaksud dengan meninggalkan mereka adalah berpaling dari mereka dan tidak menjalin persahabatan dengan mereka.
3. Jangan jadikan dia sebagai pemimpin.
            Umat islam dilarang menjadikan mereka sebagai pemimpin. Seperti yang terkandung dalam firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) (TQS al-maidah [5]: 57).

D. Hukuman
1. Tidak mendapat perlindungan atau syafaat dari siapapun atas adzab yang di terimanaya.
            Dijelaskan dalam firman Allah SWT : Laysa lahâ min dûnil-Lâh waliyy[un] wa lâ syafî’ (tidak akan ada baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa`at selain daripada Allah). Pengertian waliyy di sini adalah nâshir (penolong, pelindung).Sedangkan syafî’ adalah yang mencegah dari azab. Demikian menurut al-Zuhaili dalam tafsirnya, al-Munîr. Sehingga, sebagaimana diterangkan al-Samarqandiketika terjatuh dalam azab, maka jiwa tersebut tidak memiliki pelindung yang melindungnya dari azab, dan tidak memiliki pemberi syafaat yang memberikan syafaat kepadanya. Ini sebagaimana firman Allah SWT:Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat (TQS al-Baqarah [2]: 254).
2. Tidak dapat di tebus dengan apapun.
            Dijelaskan dengan potongan ayat: Wa in ta’dil kulla ‘ad-l lâ yu’khadzu minhâ (dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya). Menurut al-Syaukani, pengertian al-‘ad-l adalah al-fidyah (tebusan). Sehingga ayat ini menegaskan bahwa sekalipun mereka menebus dengan segala tebusan, maka tebusan itu tidak akan  diterima hingga dapat menyelamatkan mereka dari azab. Ini sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu (TQS Ali Imran [3]: 91).
3. Dimasukkan kedalam neraka
            Kemudian Allah SWT memberitakan balasan yang akan mereka terima di akhirat dengan firman-Nya: Ulâika  al-ladzîna ubsilu bimâ kasabû (mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri). Mereka telah menjerumuskan diri mereka ke dalam neraka. Ditegaskan bahwa azab harus diterima karena ulah perbuatan mereka sendiri. Kata al-ibsâl berarti seseorang menjerumuskan dirinya kepada kehancuran.  Demikian penjelasan al-Syaukani.
a. gamabaran adzab di neraka
            Kemudian digambarkan sebagian azab yang menimpa mereka: Lahum syarâb min hamîm (bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang mendidih). Hamîm adalah air panas yang telah mencapai puncaknya. Itulah minuman yang harus minum. Minuman itu tidak menghilangkan rasa dahaga. Sebaliknya, justru semakin membuat mereka makin menderita. Tentang dahsyatnya siksa minuman tersebut, Allah SWT berfirman: Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (TQS Muhammad [47]: 15). Air mendidih itu bukan hanya diminumkan kepada mereka, namun juga disiramkan ke kepala mereka. Allah SWT berfirman: Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka (TQS al-Hajj [22]: 19).[2]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Manusia sebagai indifidu tidak dapat lepas dari lingkungan sekitarnya (mayarakatnya). Sebagai makhluk sosial tentu interaksi dengan sesama dalam lingkunganya tidak dapat terhindarkan. Kewajiban kita sebagai seorang muslim dan mukmin adalah sebagai pengajak kepada kebenaran (dai), sikap masyarakat terhadap ajakan itu tentu beragam, ada yan menerima dan ada pula yang menolaknya.
            Dalam Q.S Al-An’am ayat 70 ini, Allah memberi peringatan kepada nabi Muhammad SAW, dan umatnya agar tidak terlalu memperhatikan tingkah polah orang-orang musyrik yang sangat menyakitkan hati, sebab kalau sikap mereka itu selalu diperhatikan, akhirnya justru menjadi beban pikiran orang-orang Islam, khususnya para da’I. biarkan saja mereka dalam kemusyrikannya dan serahkan urusannya kepada Allah Namun, dalam kalimat berikutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw dan para da’I untuk memperingatkan orang dengan aaran-ajaran dari Al-Qur’an agar mereka dapat menjaga diri dengan tidak terjerumus ke dalam jurang apineraka karena perbuatan mereka sendiri. Si dalam ayat ini pun dijelaskan hahwa yang dapat membantu seseorang di akhirat kelak hanyalah amal shalehnyasendiri. Harta kekayaan di dunia, kawan, jabatan, san sebagainya tidak akan bisa menolong disrinya sendiri dari siksaan api neraka. Mereka yang di dunia menganggap ringan ajaran-ajaran agama yang dibawa Rasul karena terbuai oleh kehidupan dunia, akan mendapatkan balasan yang asngat pedih berupa minuman air yang mendidih dan azab yang menyakitkan di akhirat kelak

B.     Ikhtisar:
1.           Sikap terhadap orang-orang yang menjadikan Islam sebagai bahan ejekan     dan olok-         olokan adalah meninggalkan mereka dan memberikan        peringatan dengan Alquran
2.           Orang-orang yang menjadikan Alquran sebagai bahan ejekan dan olok-        olokan berarti telah menjerumuskan diri mereka ke dalam neraka


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki
http://id.shvoong.com/society-and-news/n\
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2093190-
Dirjen Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,Qur’an Hadist ,Madrasah Aliyah Kelas 2 2002
Departemen Agama RI ,Al-quran dan Tafsirnya. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci  Al-qur’an Departemen Agama RI



[1] http://id.wikipedia.org/wiki

[2] http://id.shvoong.com/society-and-news/n\
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2093190-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar