KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita bersama, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin
Terimakasih
juga penulis ucapkan :
1. Kedua
orang tua yang selalu mendo’a kan saya.
2. Guru
pembimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Dan
teman-teman seperjuangan yang selalu memberi semangat kepada saya.
Makalah ini berisi tentang revolusi besar di dunia
seperti revolusi Amerika Serikat., revolusi Inggris, revolusi Pranci.,
Karna
keterbatasan pengetahuan, penulis yakin makalah ini masih banyak kekurangan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi orang banyak.
DAFTAR ISI
1.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
2. BAB II.
PEMBAHASAN
2.1
Surah al an’am ayat 70
2.2
Penjelasan ayat
2.3
Menyikapi orang yang
mempermainkan agama
2.4
Hukuman bagi orang yang
mempermainkan agama
3. BAB III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
ikhtisar
4. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masalah
Agama islam adalah agama
yang sempurna dan suci tidak pantasnya
agama ini di olok olok. Dalam dunia yang saemakin maju dan pada era
jaman globalisasi agamanya sendiri sering terabaikan karena sebuah alat
elektronik ataupun karena sebuah pergaulan bebas.
Bukan berarti orang
islam itu harus mengikuti perkembangan jaman yang semakinmerusak peradaban
islam dengan cara mengabaikan agamanya diatas pergaulan yang semakin bebas,
tetapi orang iislam harus membawa budaya islam kedalam pergaulan
Oleh karena itu pada kesempatan ini kita disini akan membahas
tentang ayat yang berkaitan dengan hal tersebut.
Dalam bergaul dengan
sesama manusia, seorang Mukmin bisa bertemu dengan banyak tipe dan sifat
manusia yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut mengharuskan perbedaan pula dalam
menyikapinya. Menghadapi orang yang taat dan berpegang teguh dengan Islan,
tentu berbeda dengan menghadapi orang suka melecehkan Islam dan menjadikannya
sebagai bahan ejekan dan olok-olokan.
B. Rumusan masalah
1. apakah yang dimaksud dengan orang yang
memperolok/mempermainkan agama.?
2. bagaimanakah cara menyikapi orang yang
mempermainkan agama.?
3. apakah hukuman bagi orang yang mempermainkan
agama.?
C.
Tujuan Penulisan makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1.
Sebagai bahan pemenuhan tugas pada mata pelajaran Qur’an hadis
2.
Sebagai bahan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
3. Sebagai sarana untuk menambah
wawasan dalam bidang Materi qur’an hadist.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah al an’am ayat 70
وَذَرِ الَّذِينَ
اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ
اللَّهِ وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لاَ يُؤْخَذْ مِنْهَا
أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ
وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70)
Terjemah
ayat :
“Dan tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar
masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at
selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun,
niscaya tidak akan diterima itu darinya. Mereka itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan adzab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.”[1]
1. Penjelasan
Kita diperintahkan untuk menjauhi
orang-orang yang menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau, yaitu kaum
kafir dan juga Yahudi-Nasrani. Yang dimaksud “memperolokkan agama” adalah:
(a) bila mendengar ayat-ayat Allah
dibacakan, mereka mengejek dan meremehkannya.
(b) mereka mematuhi aturan agama hanya yang
sesuai seleranya, sebagaimana mereka bermain-main
dengan sesuatu yang sejalan keinginannya.
(c) mereka memelihara dan menjaga agamanya
jika mau dan sedang ada mood,
sebagaimana mereka akan bermain sesuatu
jika ada keinginan dan mood
kesana. Ini adalah cermin ketaatan beragama yang palsu dan tidak bisa dipercaya ketulusannya.
Namun, diatas semua itu kita tetap
diperintahkan untuk mengingatkan mereka dengan ayat-ayat Al-Qur’an ini, supaya
mereka tidak semakin terjerat kesesatannya. Jika mereka terus-menerus dibiarkan
dan tidak ditolong selama di dunia ini, maka kelak di akhirat tidak akan ada
yang mampu membantunya, yakni memberi syafa’at. Sebab, Allah tidak akan
menerima syafa’at untuk kaum kafir. Syafa'at adalah usaha
perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan
sesuatu mudharat dari orang lain.
C. Menyikapi Orang yang
Mempermainkan Agama
1. Memperingati.
Menurut al-Thabari, Ibnu
Katsir, al-Sa’di, dan lain-lain, ayat ini berarti: Peringatkanlah
mereka dengan Alquran. Mereka diperingatkan agar tidak
terjerumus ke dalam neraka akibat perbuatan yang dilakukan. Perintah memberikan
peringatan dengan Alquran juga disebutkan dalam firman-Nya: Maka beri
peringatanlah dengan Alquran orang yang takut kepada ancaman-Ku (TQS
Qaf [50]: 45). Bisa juga diingat dengan hari perhitungan, sebagaimana dikatakan
al-Syaukani.
2. Meninggalkan.
Sikap yang diperintahkan
kepada Rasulullah SAW dan umatnya dalam menghadapi mereka adalah tinggalkan
mereka! Dijelaskan Fakhruddin al-Razi, yang dimaksud dengan
meninggalkan mereka adalah berpaling dari mereka dan tidak menjalin
persahabatan dengan mereka.
3. Jangan jadikan dia sebagai pemimpin.
Umat islam dilarang
menjadikan mereka sebagai pemimpin. Seperti yang terkandung dalam firman Allah
SWT: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan,
(yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan
orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) (TQS al-maidah [5]: 57).
D. Hukuman
1. Tidak mendapat perlindungan atau syafaat dari siapapun atas adzab yang
di terimanaya.
Dijelaskan dalam firman Allah
SWT : Laysa lahâ min dûnil-Lâh waliyy[un] wa lâ syafî’ (tidak
akan ada baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa`at selain daripada
Allah). Pengertian waliyy di sini adalah nâshir (penolong,
pelindung).Sedangkan syafî’ adalah yang mencegah dari
azab. Demikian menurut al-Zuhaili dalam tafsirnya, al-Munîr. Sehingga,
sebagaimana diterangkan al-Samarqandi, ketika terjatuh dalam azab,
maka jiwa tersebut tidak memiliki pelindung yang melindungnya dari azab, dan
tidak memiliki pemberi syafaat yang memberikan syafaat kepadanya. Ini
sebagaimana firman Allah SWT:Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada
lagi syafaat (TQS al-Baqarah [2]: 254).
2. Tidak dapat di tebus dengan apapun.
Dijelaskan dengan potongan
ayat: Wa in ta’dil kulla ‘ad-l lâ yu’khadzu minhâ (dan jika ia
menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu
daripadanya). Menurut al-Syaukani, pengertian al-‘ad-l adalah al-fidyah (tebusan).
Sehingga ayat ini menegaskan bahwa sekalipun mereka menebus dengan segala
tebusan, maka tebusan itu tidak akan diterima hingga dapat menyelamatkan
mereka dari azab. Ini sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka
tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu (TQS Ali
Imran [3]: 91).
3. Dimasukkan kedalam neraka
Kemudian Allah SWT
memberitakan balasan yang akan mereka terima di akhirat dengan
firman-Nya: Ulâika al-ladzîna ubsilu bimâ kasabû (mereka
itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan
mereka sendiri). Mereka telah menjerumuskan diri mereka ke dalam neraka.
Ditegaskan bahwa azab harus diterima karena ulah perbuatan mereka sendiri.
Kata al-ibsâl berarti seseorang menjerumuskan dirinya kepada kehancuran.
Demikian penjelasan al-Syaukani.
a. gamabaran adzab di
neraka
Kemudian digambarkan
sebagian azab yang menimpa mereka: Lahum syarâb min hamîm (bagi
mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang mendidih). Hamîm adalah air
panas yang telah mencapai puncaknya. Itulah minuman yang harus minum. Minuman
itu tidak menghilangkan rasa dahaga. Sebaliknya, justru semakin membuat mereka
makin menderita. Tentang dahsyatnya siksa minuman tersebut, Allah SWT
berfirman: Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga
memotong-motong ususnya? (TQS Muhammad [47]: 15). Air mendidih itu
bukan hanya diminumkan kepada mereka, namun juga disiramkan ke kepala mereka.
Allah SWT berfirman: Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala
mereka (TQS al-Hajj [22]: 19).[2]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia sebagai indifidu tidak dapat
lepas dari lingkungan sekitarnya (mayarakatnya). Sebagai makhluk sosial tentu
interaksi dengan sesama dalam lingkunganya tidak dapat terhindarkan. Kewajiban
kita sebagai seorang muslim dan mukmin adalah sebagai pengajak kepada kebenaran
(dai), sikap masyarakat terhadap ajakan itu tentu beragam, ada yan menerima dan
ada pula yang menolaknya.
Dalam Q.S Al-An’am ayat 70 ini, Allah memberi peringatan kepada nabi Muhammad SAW, dan umatnya agar tidak terlalu memperhatikan tingkah polah orang-orang musyrik yang sangat menyakitkan hati, sebab kalau sikap mereka itu selalu diperhatikan, akhirnya justru menjadi beban pikiran orang-orang Islam, khususnya para da’I. biarkan saja mereka dalam kemusyrikannya dan serahkan urusannya kepada Allah Namun, dalam kalimat berikutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw dan para da’I untuk memperingatkan orang dengan aaran-ajaran dari Al-Qur’an agar mereka dapat menjaga diri dengan tidak terjerumus ke dalam jurang apineraka karena perbuatan mereka sendiri. Si dalam ayat ini pun dijelaskan hahwa yang dapat membantu seseorang di akhirat kelak hanyalah amal shalehnyasendiri. Harta kekayaan di dunia, kawan, jabatan, san sebagainya tidak akan bisa menolong disrinya sendiri dari siksaan api neraka. Mereka yang di dunia menganggap ringan ajaran-ajaran agama yang dibawa Rasul karena terbuai oleh kehidupan dunia, akan mendapatkan balasan yang asngat pedih berupa minuman air yang mendidih dan azab yang menyakitkan di akhirat kelak
Dalam Q.S Al-An’am ayat 70 ini, Allah memberi peringatan kepada nabi Muhammad SAW, dan umatnya agar tidak terlalu memperhatikan tingkah polah orang-orang musyrik yang sangat menyakitkan hati, sebab kalau sikap mereka itu selalu diperhatikan, akhirnya justru menjadi beban pikiran orang-orang Islam, khususnya para da’I. biarkan saja mereka dalam kemusyrikannya dan serahkan urusannya kepada Allah Namun, dalam kalimat berikutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw dan para da’I untuk memperingatkan orang dengan aaran-ajaran dari Al-Qur’an agar mereka dapat menjaga diri dengan tidak terjerumus ke dalam jurang apineraka karena perbuatan mereka sendiri. Si dalam ayat ini pun dijelaskan hahwa yang dapat membantu seseorang di akhirat kelak hanyalah amal shalehnyasendiri. Harta kekayaan di dunia, kawan, jabatan, san sebagainya tidak akan bisa menolong disrinya sendiri dari siksaan api neraka. Mereka yang di dunia menganggap ringan ajaran-ajaran agama yang dibawa Rasul karena terbuai oleh kehidupan dunia, akan mendapatkan balasan yang asngat pedih berupa minuman air yang mendidih dan azab yang menyakitkan di akhirat kelak
B. Ikhtisar:
1.
Sikap
terhadap orang-orang yang menjadikan Islam sebagai bahan ejekan dan olok- olokan
adalah meninggalkan mereka dan memberikan peringatan
dengan Alquran
2.
Orang-orang
yang menjadikan Alquran sebagai bahan ejekan dan olok- olokan berarti telah
menjerumuskan diri mereka ke dalam neraka
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki
http://id.shvoong.com/society-and-news/n\
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2093190-
Dirjen Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,Qur’an Hadist ,Madrasah Aliyah
Kelas 2 2002
Departemen Agama RI ,Al-quran dan Tafsirnya. Jakarta : Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-qur’an Departemen Agama RI
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki
[2]
http://id.shvoong.com/society-and-news/n\
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2093190-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar